ANALISIS
BERSAING MODEL LIMA KEKUATAN PORTER
CV.
MOZA
Wayne Calloway mengatakan
“ tidak ada focus yang lebih baik dari pengawasan konstan terhadap pesaing yang
ingin menyingkirkan andas dari peta” seperti yang di ilustrasikan dalam Model
Lima Kekuatan Porter ( Porter’s Five-Forces Model) dalam analisis bersaing
adalah pendekatan kompetitif yang secara luas digunkan untuk mengembangkan
strategi dalam banyak indsutri. Intensitas persaingan antar persuahaan
bervariasa secara luas di industry berbeda. Perhatikan variasi substansial
antar industir. Sebgai contoh, catatlah bahwa margin laba industry berkisar
dari 20,5 hingga 2,3 persen sementara imbal hasil ekuitas ( return on equity-ROE)
industry berksiar dari 23,3 hingga 8,9. Catatlah bahwa took buku memiliki
margin laba rata-rata terendah (2,3) yang di pengaruhi oleh kompetensi yang
ketat di industry tersebut. Intensitas kompetensi adalah yang tertinggi dalam
industry dengan imbal hasil rendah. Dampak kolektif dari kekuatan bersaing
sangat brutal dalam beberapa indsutri, sehingga pasar sangat “tidak menarik”
dari sudut pandang penciptaan laba. Persaignan di antara perusahaan yang ada
sangat ketat pesaing baru dapat memasuki industry dengan relative mudah, serta
pemasok dan pelanggan dapat melakukan posisi tawar. Menurut porter, sifat
persaingan dalam indusitri dapat dilihat sebagai gabunganda ri lima kekuatan :
1. Persaingan
di antara persuhaan yang bersaing
2. Masuknya
pesaing baru atau potensial
3. Potensi
pemgembangan produk substitusi
4. Kekuatan
posisi tawar pemasok
5. Kekuatan
posisi tawar konsumen
Tiga
langkah untuk menggunakan model lima kekuatan porter berikut ini dapat
mengindikasikan apakah persaingan dalam suati indsutri dapat menciptakan laba
yang dapat diterima oleh perusahaan :
1. Mengidentifikasi
aspek-aspek atau elemen-elemen kunci dari setiap kekuatan bersaing yang
memepengarui perushaan.
2. Mengevaluasi
seberapa kuat penting setiap elemen bagi persuhaan.
3. Menentukan
apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen itu sepdan bagi perushaan untuk
masuk atau tetap dalam industry.

Sumber
: David, Fred. R. and David, Forest, R (2015
: 59 - 60). Manajemen Strategik Suatu pendekatan keunggulan bersaing Edisi
15. New Jersey: Pearson
Analisis
Porter’s Five Forces
1.
Persaingan
antar-perusahaan yang bersaing
Persaingan
antar peruashaan saingan (Rvalry Among Existing Firms) biasanya merupakan
kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh
perusahaan dapat berhasil jika ia memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu
perusahaan akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga,
meningkatkan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan, memperpanjang
garansi, dan meningkatkan iklan (David, 2006).
Intensitas
persaingan diantara perusahaan sejenis yang bersing cenderung meningkat karena
jumlah pesiang semakin bertambah karena pesaing semakin seragam dalam hal
ukuran dan kemampuan dan permintaan untuk produk industr menurun, dan karena
pemotongan harga semakin umum. Persaingan juga meningkat ketika pelanggan dapat
berpindah merek dengan mudah ketika produk mudah rusak, perusahaan pesiang
berbeda dalam hal strategis, tempat mereka berasal dan budaya, merger dan
akuisisi menjadi umum dalam suatu industry, serta persaingan antar perusahaan
sejenis semakin intensif, laba perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan
membuat suatu industri menjdi sangat tidak menarik (David, 2006).
Perseteruan
diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau jumlah pesaing
bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan
kemampuan, permintaan produk industri menurun, dan potongan harga menjadi
biasa. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya
sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang
dijalankan oleh perusahaan pesaing (David, 2011).
·
Jumlah
Pesaing
Semakin berkembangnya dan
menjamurnya bisnis industry laundry, CV. Moza di tuntut untuk mencari celah
pasar agar dapat bersaing dengan pesaingnya agar bisnis berjalan dan terus
berkembang. Jumlah pesaing dalam industry laundry ini cukup banyak, karena
banyak-nya pesaing maka berakibat pada ketatnya persaingan harga antar
perusahaan, dalam mengadapi persaingan sesama industri
·
Tingkat
Pertumbungan Industri
Perkembangan Usaha
Laundry di Indonesia Industri laundry di Indonesia sendiri berkembang dengan
cukup pesat dan memiliki prospek yang baik di masa mendatang, seperti yang
dikemukakan oleh Wasono Raharjo selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Laundry
Indonesia dalam acara ‘Expo Clean and Laundry 2014’ Bahkan, diperkirakan bahwa
omset usaha laundry dapat mencapai Rp 60 triliun per tahun seperti yang
dituturkan oleh H.M. Shiddiq yang merupakan Ketua Asosiasi Perusahaan Klining
Servis Indonesia Cukup pesatnya perkembangan usaha ini tentu memberikan dampak
positif, antara lain bertambahnya tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri
tersebut yang kemudian dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta potensi
pajak yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi pemerintah.
Sumber
:
http://www.beritasatu.com/ekonomi-karier/170934-industri-laundry-diindonesia-berkembangpesat-tenaga-kurang.html http://www.pikiranrakyat.com/ekonomi/2014/03/12/273506/usahalaundry-di-indonesiaberkembang-pesat
·
Bahan
baku
Hal utama yang menjadi
pertimbangan dalam menetapkan harga adalah biaya produksi yang meliputi biaya
bahan baku seperti detergen dan pewangi pakaian mayoritas industri laundry
menggunakan bahan baku yang sama.
·
Biaya
Poruduksi
Jika kenaikan harga bahan baku tidak
stabil maka perpengaruh terhadap harga yang sudah ditetapkan, perusahaan harus
memiliki alternative lain untuk mengganti bahan baku khususnya deterjen dan
pewangi pakaian.
Persaingan
yang semakin ketat dalam usaha jasa laundry membuat Keadaan persaingan
perusahaan yang sejenis dengan usaha laundry saat ini dapat dikatakan cukup
kompetitip. Persaingan antar usaha laundry merupakan ancaraman yang cukup
serius bagi CV. Moza. Banyaknya usaha laundry yang memberikan harga rendah
dapat memberikan dampak pagi perusahaan. Persaingan antar usaha laundry namun
kita mempunyai ke unggulan tersendiri yang belum tentu di miliki oleh usaha
laundry lainya, seperti kualitas deterjen yang baik, cara menggosok yang rapih
dan pewangi yang enak di hidung.
2.
Potensi
masuknya pesaing baru
Menurut Porter (1987)
menyatakan bahwa ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung
pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang
sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jik rintangan atau
hambatan ini besar dan/atau pendatang baru memperkirkan akan ada perlawanan
yang keras dari muka-muka lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan
rendah. Ada enam sumber utama rintangan yang masuk yaitu Porter (1987) yaitu : skala
ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke
saluran distribusi, dan biaya tak menguntungkn terlepas dari skala.
Jenis bisnis yang di jalankan oleh
CV. Moza adalah bisnis yang sangat rentan dengan masuknya pendatang baru karena
pada bisnis ini sangat mudah masuk ke industri ini. Ancaman pendatang baru yang
harus diperhatikan adalah banyaknya pesaing dalam usaha yang sejenis, kenaikan
harga BBM yang cukup tinggi, kenaikan dasar listrik, perusahaan sejenis yang memeiliki
modal besar, cuaca yang tidak menentu.
3.
Potensi
pengembangan produk substitusi
Semua perushaan dalam
suatu industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang
menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari
industri dengan menetpkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan oleh
perusahaan dalam industri. Makin menarik alternative harga yang ditawarkan oleh
produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Mengenali produk-produk
subtitusi (pengganti) adalah persoalan mencari produk lain yang dapat
menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Posisi dalam
menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoaln tindakan industri secara
kolektif. Produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat
ditetapkan sebelum konsumen akan peindah ke produk pengganti. Kekuatan
persaingan dari produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang
direbut oleh produk tersebut, di samping rencana perusahaan itu yang meningkatkan
kapasitas dan penetrasi pasar (David, 2011).
Kehadiran produk subtitusi menjadi
ancaman bagi setiap perusahaan yang sudah beroperasi dalam industri laundry.
CV. Moza memiliki produk subtitusi seperti menjual sabun cair laundry yang
sudah di kemas dengan baik, pelayana jasa laundry yang tepat waktu, lokasi
usaha yang strategis, harga yang bersaing, adanya pelayanan pesan antar,
pegawai handal, dan adanya diskon.
4.
Kekuatan
posisi tawar pemasok
Daya Tawar Pemasok
(Bargaining power of supplier) dapat menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan
yang selama ini memperoleh input dari pemasok apabila terjadi ketergantungan
perusahaan pada salah satu pemasok yang menjadi semakin besar dari waktu ke
waktu. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat ketergantungan perusahaan
kepada salah satu pemasok adalah indikator rasio konsentrasi (concentration
ratio) yang dapat menunjukkan rasio antara jumlah nilai pasokan dari pemasok
tertentu dengan keseluruhan nilai persediaan yang dipasok oleh berbagai
pemasok. Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta
industri dengan mengamcam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau
jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan kemampulabaan
industri yang tidak mampu mengimbangu kenaikan hargnya (Porter, 1987).
Bahan baku yang digunakan untuk
mencuci merupakan bahan-bahan kimia yang beredar di pasaran yang sudah teruji
sertifikasinya. Sehingga mudah untuk di dapatkan sehingga daya tawar dari
pemasok cenderung rendah. Yang menjadi pemasok bahan baku CV. Moza. Yaitu : Gas
Elpiji Toko Kimia Maju, dan Toko Subur
Jaya.
5.
Kekuatan
daya tawar konsumen
Kekuatan tawar-menawar
konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak
terdirefensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat
bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke
tingkat yang lebih tinggi (David, 2006). Disamping itu, Kekuatan menawar
konsumen juga lebih besar kalau produk yang dibeli standar atau tidak berbeda.
Perusahaan pesaing mungkin menawarakan garansi lebih panjang atau pelayanan
khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan kalau kekuatan menawar dari
konsumen luar biasa. Konsumen sering dapat melakukan negosiasi harga jual,
jaminan, dan asesoris kemasan sampai tingkat tertentu (David, 2011).
Karena banyaknya penyedia usaha laundry
yang menawarkan berbagai macaram harga kepada konsumen. Maka kekuatan tawar
menawar konsumen sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Konsumen
merupakan salah satu faktor penghasil laba perusahaan. Selain itu konsumen juga
memiliki banyak pertimbangan terhadap sejumlah pesaing laundry yang memberikan
harga yang rendah, konsumen memiliki kontribusi yang besar terhadap total
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu hubungan harus terjaga dengan baik
dengan konsumen guna meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen. Yang menjadi
pengguna jasa laundry ini adalah karyawan, mahasiswa, dan rumah-rumah warga
sekitar.
Five Force Analysis
Five
Force Analysis digunakan untuk menganalisa lingkungan eksternal perusahaan
berdasarkan persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru,
ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar
menawar pemasok (Porter, 1976).
Table Analis
No
|
Indikator
|
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
1
|
Semakin
meningkatnya jumlah perkantoran, mahasiswa dan masyarakat sekitar
|
|
|
√
|
2
|
Perkembangan
teknologi
|
√
|
|
|
3
|
Perubahan
gaya hidup masyarakat
|
|
|
√
|
4
|
Memiliki
pelanggan yang loyal
|
|
|
√
|
5
|
Memiliki hubungan yang baik dengan pemasok
|
|
|
√
|
6
|
Banyaknya pesaing dalam usaha sejenis
|
√
|
|
|
7
|
Kenaikan BBM yang cukup tinggi
|
√
|
|
|
8
|
Kenaikan tarif dasar listrik
|
√
|
|
|
9
|
Perusahaan
sejenis yang memiliki modal besar
|
√
|
|
|
10
|
Cuaca yang tidak
menentu pada musim hujan
|
√
|
|
|
11
|
Pelayanan jasa laundry yang tepat waktu
|
|
√
|
|
12
|
Lokasi yang strategis
|
|
√
|
|
13
|
Harga yang bersaing
|
|
√
|
|
14
|
Adanya layanan pesan antar
|
|
√
|
|
14
|
Pegawai yang handal
|
|
√
|
|
No comments:
Post a Comment