Wednesday, February 6, 2019

5 Kekuatan Porter


ANALISIS BERSAING MODEL LIMA KEKUATAN PORTER
CV. MOZA

Wayne Calloway mengatakan “ tidak ada focus yang lebih baik dari pengawasan konstan terhadap pesaing yang ingin menyingkirkan andas dari peta” seperti yang di ilustrasikan dalam Model Lima Kekuatan Porter ( Porter’s Five-Forces Model) dalam analisis bersaing adalah pendekatan kompetitif yang secara luas digunkan untuk mengembangkan strategi dalam banyak indsutri. Intensitas persaingan antar persuahaan bervariasa secara luas di industry berbeda. Perhatikan variasi substansial antar industir. Sebgai contoh, catatlah bahwa margin laba industry berkisar dari 20,5 hingga 2,3 persen sementara imbal hasil ekuitas ( return on equity-ROE) industry berksiar dari 23,3 hingga 8,9. Catatlah bahwa took buku memiliki margin laba rata-rata terendah (2,3) yang di pengaruhi oleh kompetensi yang ketat di industry tersebut. Intensitas kompetensi adalah yang tertinggi dalam industry dengan imbal hasil rendah. Dampak kolektif dari kekuatan bersaing sangat brutal dalam beberapa indsutri, sehingga pasar sangat “tidak menarik” dari sudut pandang penciptaan laba. Persaignan di antara perusahaan yang ada sangat ketat pesaing baru dapat memasuki industry dengan relative mudah, serta pemasok dan pelanggan dapat melakukan posisi tawar. Menurut porter, sifat persaingan dalam indusitri dapat dilihat sebagai gabunganda ri lima kekuatan :
1.      Persaingan di antara persuhaan yang bersaing
2.      Masuknya pesaing baru atau potensial
3.      Potensi pemgembangan produk substitusi
4.      Kekuatan posisi tawar pemasok
5.      Kekuatan posisi tawar konsumen
Tiga langkah untuk menggunakan model lima kekuatan porter berikut ini dapat mengindikasikan apakah persaingan dalam suati indsutri dapat menciptakan laba yang dapat diterima oleh perusahaan :
1.      Mengidentifikasi aspek-aspek atau elemen-elemen kunci dari setiap kekuatan bersaing yang memepengarui perushaan.
2.      Mengevaluasi seberapa kuat penting setiap elemen bagi persuhaan.
3.      Menentukan apakah kekuatan kolektif dari elemen-elemen itu sepdan bagi perushaan untuk masuk atau tetap dalam industry.


Sumber : David, Fred. R.  and David, Forest, R (2015 : 59 - 60). Manajemen Strategik Suatu pendekatan keunggulan bersaing Edisi 15.  New Jersey: Pearson

Analisis Porter’s Five Forces
1.      Persaingan antar-perusahaan yang bersaing
Persaingan antar peruashaan saingan (Rvalry Among Existing Firms) biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil jika ia memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan (David, 2006).
Intensitas persaingan diantara perusahaan sejenis yang bersing cenderung meningkat karena jumlah pesiang semakin bertambah karena pesaing semakin seragam dalam hal ukuran dan kemampuan dan permintaan untuk produk industr menurun, dan karena pemotongan harga semakin umum. Persaingan juga meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah ketika produk mudah rusak, perusahaan pesiang berbeda dalam hal strategis, tempat mereka berasal dan budaya, merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industry, serta persaingan antar perusahaan sejenis semakin intensif, laba perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu industri menjdi sangat tidak menarik (David, 2006).
Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, permintaan produk industri menurun, dan potongan harga menjadi biasa. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing (David, 2011).
·         Jumlah Pesaing
Semakin berkembangnya dan menjamurnya bisnis industry laundry, CV. Moza di tuntut untuk mencari celah pasar agar dapat bersaing dengan pesaingnya agar bisnis berjalan dan terus berkembang. Jumlah pesaing dalam industry laundry ini cukup banyak, karena banyak-nya pesaing maka berakibat pada ketatnya persaingan harga antar perusahaan, dalam mengadapi persaingan sesama industri
·         Tingkat  Pertumbungan Industri
Perkembangan Usaha Laundry di Indonesia Industri laundry di Indonesia sendiri berkembang dengan cukup pesat dan memiliki prospek yang baik di masa mendatang, seperti yang dikemukakan oleh Wasono Raharjo selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Laundry Indonesia dalam acara ‘Expo Clean and Laundry 2014’ Bahkan, diperkirakan bahwa omset usaha laundry dapat mencapai Rp 60 triliun per tahun seperti yang dituturkan oleh H.M. Shiddiq yang merupakan Ketua Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia Cukup pesatnya perkembangan usaha ini tentu memberikan dampak positif, antara lain bertambahnya tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri tersebut yang kemudian dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta potensi pajak yang dapat memberikan tambahan pemasukan bagi pemerintah.
Sumber :
·         Bahan baku
Hal utama yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan harga adalah biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku seperti detergen dan pewangi pakaian mayoritas industri laundry menggunakan bahan baku yang sama.
·         Biaya Poruduksi
Jika kenaikan harga bahan baku tidak stabil maka perpengaruh terhadap harga yang sudah ditetapkan, perusahaan harus memiliki alternative lain untuk mengganti bahan baku khususnya deterjen dan pewangi pakaian.
Persaingan yang semakin ketat dalam usaha jasa laundry membuat Keadaan persaingan perusahaan yang sejenis dengan usaha laundry saat ini dapat dikatakan cukup kompetitip. Persaingan antar usaha laundry merupakan ancaraman yang cukup serius bagi CV. Moza. Banyaknya usaha laundry yang memberikan harga rendah dapat memberikan dampak pagi perusahaan. Persaingan antar usaha laundry namun kita mempunyai ke unggulan tersendiri yang belum tentu di miliki oleh usaha laundry lainya, seperti kualitas deterjen yang baik, cara menggosok yang rapih dan pewangi yang enak di hidung.

2.      Potensi masuknya pesaing baru
Menurut Porter (1987) menyatakan bahwa ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jik rintangan atau hambatan ini besar dan/atau pendatang baru memperkirkan akan ada perlawanan yang keras dari muka-muka lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Ada enam sumber utama rintangan yang masuk yaitu Porter (1987) yaitu : skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, dan biaya tak menguntungkn terlepas dari skala.
Jenis bisnis yang di jalankan oleh CV. Moza adalah bisnis yang sangat rentan dengan masuknya pendatang baru karena pada bisnis ini sangat mudah masuk ke industri ini. Ancaman pendatang baru yang harus diperhatikan adalah banyaknya pesaing dalam usaha yang sejenis, kenaikan harga BBM yang cukup tinggi, kenaikan dasar listrik, perusahaan sejenis yang memeiliki modal besar, cuaca yang tidak menentu.

3.      Potensi pengembangan produk substitusi
Semua perushaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetpkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternative harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Mengenali produk-produk subtitusi (pengganti) adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoaln tindakan industri secara kolektif. Produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat ditetapkan sebelum konsumen akan peindah ke produk pengganti. Kekuatan persaingan dari produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk tersebut, di samping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar (David, 2011).
Kehadiran produk subtitusi menjadi ancaman bagi setiap perusahaan yang sudah beroperasi dalam industri laundry. CV. Moza memiliki produk subtitusi seperti menjual sabun cair laundry yang sudah di kemas dengan baik, pelayana jasa laundry yang tepat waktu, lokasi usaha yang strategis, harga yang bersaing, adanya pelayanan pesan antar, pegawai handal, dan adanya diskon.


4.      Kekuatan posisi tawar pemasok
Daya Tawar Pemasok (Bargaining power of supplier) dapat menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan yang selama ini memperoleh input dari pemasok apabila terjadi ketergantungan perusahaan pada salah satu pemasok yang menjadi semakin besar dari waktu ke waktu. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat ketergantungan perusahaan kepada salah satu pemasok adalah indikator rasio konsentrasi (concentration ratio) yang dapat menunjukkan rasio antara jumlah nilai pasokan dari pemasok tertentu dengan keseluruhan nilai persediaan yang dipasok oleh berbagai pemasok. Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan mengamcam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangu kenaikan hargnya (Porter, 1987).

Bahan baku yang digunakan untuk mencuci merupakan bahan-bahan kimia yang beredar di pasaran yang sudah teruji sertifikasinya. Sehingga mudah untuk di dapatkan sehingga daya tawar dari pemasok cenderung rendah. Yang menjadi pemasok bahan baku CV. Moza. Yaitu : Gas Elpiji Toko Kimia Maju,  dan Toko Subur Jaya.

5.      Kekuatan daya tawar konsumen
Kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdirefensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi (David, 2006). Disamping itu, Kekuatan menawar konsumen juga lebih besar kalau produk yang dibeli standar atau tidak berbeda. Perusahaan pesaing mungkin menawarakan garansi lebih panjang atau pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan kalau kekuatan menawar dari konsumen luar biasa. Konsumen sering dapat melakukan negosiasi harga jual, jaminan, dan asesoris kemasan sampai tingkat tertentu (David, 2011).

Karena banyaknya penyedia usaha laundry yang menawarkan berbagai macaram harga kepada konsumen. Maka kekuatan tawar menawar konsumen sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan. Konsumen merupakan salah satu faktor penghasil laba perusahaan. Selain itu konsumen juga memiliki banyak pertimbangan terhadap sejumlah pesaing laundry yang memberikan harga yang rendah, konsumen memiliki kontribusi yang besar terhadap total pendapatan perusahaan. Oleh karena itu hubungan harus terjaga dengan baik dengan konsumen guna meningkatkan loyalitas dan kepuasan konsumen. Yang menjadi pengguna jasa laundry ini adalah karyawan, mahasiswa, dan rumah-rumah warga sekitar.
Five Force Analysis
Five Force Analysis digunakan untuk menganalisa lingkungan eksternal perusahaan berdasarkan persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar menawar pemasok (Porter, 1976).
Table Analis
No
Indikator
Tinggi
Sedang
Rendah
1
Semakin meningkatnya jumlah perkantoran, mahasiswa dan masyarakat sekitar


2
Perkembangan teknologi


3
Perubahan gaya hidup masyarakat


4
Memiliki pelanggan yang loyal


5
Memiliki hubungan yang baik dengan pemasok


6
Banyaknya pesaing dalam usaha sejenis


7
Kenaikan BBM yang cukup tinggi


8
Kenaikan tarif dasar listrik


9
Perusahaan sejenis yang memiliki modal besar


10
Cuaca yang tidak menentu pada musim hujan


11
Pelayanan jasa laundry yang tepat waktu


12
Lokasi yang strategis


13
Harga yang bersaing


14
Adanya layanan pesan antar


14
Pegawai yang handal




No comments:

Post a Comment